• This is Slide 1 Title

    This is slide 1 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 2 Title

    This is slide 2 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

  • This is Slide 3 Title

    This is slide 3 description. Go to Edit HTML and replace these sentences with your own words. This is a Blogger template by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com...

Minggu, 28 September 2014

Komunikasi Politik dan Efek Internet

Trend, begitulah kata yang tengah mengguncang beberapa tahun terakhir. Ini bukan trend busana, tak juga tentang musik tetapi trend politik di tanah air. Trend komunikasi politik yang sedikit nyeleneh.

Semenjak tumbuhnya dunia cyber di Indonesia. Efek internet mulai menembus banyak bidang seperti pemasaran, edukasi, e commerce, industri kreatif dan lainnya. Pemanfaatan internet melalui sosial media, website dan mail untuk tujuan-tujuan tersebut diatas terbukti berhasil. "A global village suspect"  Begitulah seorang ahli komunikasi berkata.

Dunia perpolitikan juga tak mau kalah, strategi politik melalui aksi pemerkosaan maya pun mencuat. Maya (internet) memang bukan basa-basi. Mereka yang berkutat di dunia politik baik dengan label parpol atau pribadi melancarkan strategi-strategi dengan berbagai cara: propaganda, membentuk opini publik, image branding dan yang tak kalah menarik adalah sensasi ala artis pengen ngetop. Baik....!! Itu semua adalah taktik politik. Tapi apakah semua kicauan atau status mereka membawa pesan politik? Memang tidak, tetapi bagaimanapun upaya yang dilakukan. Positioning masyarakat terhadap para politisi sudah terbentuk sejak dulu. Apapun yang dilakukannya entah itu positif atau negatif, kebanyakan akan berpendapat bahwa postingan para politisi di dunia maya itu bertujuan untuk pencitraan. Menurut anda?

*tulisan ini saya buat saat istirahat sejenak ngerjain skripsi*

Nasi Lemak Medan / Nasi Gurih (Coconut Milk Rice Medan Style)



Nasi Lemak sering juga disebut sebagai nasi gurih atau di Jakarta disebut juga nasi uduk. Seperti di daerah lain di Medan nasi lemak biasanya dihidangkan atau disantap atau dihidang pagi hari sebagai sarapan walau sekarang sudah umum dimakan kapan saja. 

Salah satu nasi lemak yang cukup populer di Medan adalah di Jl Surabaya, nasinya gurih dan harum. Penjual nasi lemak mempunyai ciri khas masing-masing baik dari segi lauknya maupun nasinya sendiri, tetapi yang wajib adalah rendang ayam maupun daging sapi, sambal teri kacang dan sambal telur, sedangkan selebihnya sangat beragam dari tambahan sayur, mentimun  perkedel, krupuk maupun ikan goreng yang biasanya ikan selar seperti Nasi gurih Ai Moka (dulu Giok Sim) di Jl. S Parman.

Nasi lemak yang bagus dan enak adalah nasi yang gurih dan harum, nasinya utuh (tidak pecah / putus) tapi lembut. Untuk mendapatkan nasi gurih dan harum gunakan santan baru dan cukup     (santan kaleng atau siap jadi kurang gurih) sedangkan untuk mendapat harumnya didapat dengan memberi bumbu-bumbu aromatik seperti sereh, daun salam, pandan dan ada juga yang memberi daun jeruk purut. Sebaiknya jangan memasak nasi lemak dengan rice cooker, memasak dengan cara mengaron kemudian mengukus akan memberi hasil yang terbaik, nasinya utuh dan empuk. Jadi dua hal yang perlu diperhatikan untuk mendapat nasi lemak yang baik adalah cara memasak dan bumbunya.

Pada postingan ini saya hanya menulis cara membuat nasi lemak yang enak dan baik, sedang lauknya sudah saya ada pada postingan sebelumnya, sambal teri krispi, sambal telur, udang goreng dan rendang daging.


Bahan - bahan / Ingredients

500 gr beras
500 gr rice

500 ml santan dari 3/4 kelapa
500 ml coconut milk, from 3/4 whole coconut (if you are using fresh coconut)


1 lembar pandan, disimpul
1 pandan leaf, knotted

1 batang sereh, memarkan
1 stalk lemon grass, bruised

3 cm jahe, memarkan
3 cm ginger, bruised

2 lembar daun salam
2 salam leaves


� sdm garam, atau secukupnya
1/2 tbsp salt, or to taste


Cara memasak / preparation 

Masukkan beras, santan dan bahan lainnya ke dalam panci, aduk rata dan masak dengan api kecil - sedang, sampai santan menyusut / kering (kira-kira 10 - 15 menit). Aduk sekali-sekali, jangan terlalu sering agar nasi tetap utuh (tidak pecah / putus). Proses ini disebut mengaron, nasinya disebut nasi aron.
In a large pan put the rice, coconut milk and the rest of ingredients, mix well and cook on low - medium heat until all the coconut milk is absorbed  dry (will take approximately 10 - 15 minutes). Stir occasionally, not too often to avoid the rice breaking. This rice called " aron rice"

Lanjutkan memasak nasi aron dengan mengukus selama 20 -30 menit atau sampai matang
Continue cooking the aron rice by steaming for 20 - 30 minutes or until done


Siap dihidangkan
Ready to serve.


Sabtu, 27 September 2014

Cara Membuat Lontong 2 (How to Make Rice Cake 2)



Lontong is a dish made of compressed rice cake in the form of a cylinder wrapped inside a banana leaf,[1]commonly found in IndonesiaMalaysia and Singapore. The rice rolled inside banana leaf and boiled, then cut into small cakes as staple food replacement of steamed rice. It is commonly called nasi himpit ("pressed rice") in Malaysia. The smaller size of lontong filled with vegetables (carrotcommon bean and potato) sometimes also filled with meat, are eaten as snack. The texture is similar to those of ketupat, with the difference that ketupat container was made from weaved janur (young coconut leaf), while lontong uses banana leaf instead.
The dish is usually served cold or at room temperature with peanut sauce-based dishes such as gado-gado,karedokketoprak, other traditional salads, and satay.[1] It can be eaten as an accompaniment to coconut milk-based soups, such as sotogulai and curries. ( Wikipedia )

Sebelumnya saya sudah pernah posting cara membuat lontong, yaitu langsung dari beras yang telah direndam. Kali ini saya membuat lontong dari beras yang telah dimasak atau diaron atau ibu saya menyebutnya  dibubur. 

Cara kedua ini sebenarnya dapat menyingkat waktu memasak dan hasilnya lebih lembut, tapi jika anda lebih menyukai tekstur yang lebih kenyal sebaiknya dibuat dari beras. Saya sendiri lebih menyuka tekstur yang lembut sehingga lebih menyerap kuah atau bumbu.

Ukuran lontong yang saya buat disini lebih kecil dibanding ukuran lontong biasanya. Saya menyukai ukuran ini karena hanya sekali potong tidak perlu membelah ditengah dan kelihatan lebih cantik dan rapi. Memang memerlukan lebih banyak daun dan kesabaran. Dengan ukuran 1 kg beras akan menghasilkan kira-kira 16 lontong, cukup untuk 10 orang atau lebih.

Gunakan daun pisang yang telah dilayukan, boleh dijemur atau dibakar sedikit di atas api atau daun yang berumur satu hari, gunanya agar daun lebih flexibel dan tidak mudah pecah, terutama dibagian yang keras.

Bahan / Ingredients

1 kg beras
1 kg rice

daun pisang / secukupnya
banana leaves

lidi  atau tusuk gigi secukupnya
tooth picks

air secukupnya
water

garam, secukupnya
salt, to taste

Cara Membuat / Preparations and methode


Cuci beras sampai bersih kemudian rendam selama 30 menit, tiriskan
Rinse the rice and soak for 30 minutes, drain

Masukkan beras dalam panci dan tambahkan air hingga permukaan air berada kira-kira 2 cm dari permukaan beras.
Put  the rice in a pot and add water until approximately 2 cm over the rice


Masak beras dengan api sedang kira-kira 20 menit atau sampai air habis. Aduk sekali-sekali
Cook the rice on medium heat for 20 minutes or so, or until the water is all absorbed, stir occasionally

Matikan api, sisihkan sambil didinginkan selama 20 menit atau lebih, air akan semakin mengering.
Turn off the heat, set aside to cool for 20 minutes, at this stage the water is dried 

Sementara itu potong-potong daun pisang kira-kira 30 cm, panjangnya tergantung dari daun pisangnya. Lap kedua sisinya sampai bersih.
Mean while, cut the banana leaves into 30 cm long pieces, the length varied. Wipe clean both side with a cloth.

Ambil  beberapa sendok nasi dan letakkan diatas daun yang berwarna lebih tua (atau bagian luar) ini supaya lontong berwarna hijau, bentuk bulat panjang dengan diameter kira-kira 4 cm atau sesuai ukuran yang anda inginkan. (Jika ukuran lebih besar sebaiknya daun lebih lebar atau dapat dirangkap dua agar tidak robek sewaktu direbus)
Put some rice on the darker side of the leaf (this will make the rice cake looks green on the surface), shape it into a log with approximately 4 cm in diameter or the size you prefer. (if you decide to make a larger rice cake use longer leaf or double it to avoid breaking while boiling)

Kemudian gulung ketat dan dikedua ujungnya disemat dengan lidi atau tusuk gigi (lihat gambar)
Roll it tight and secure both ends with tooth picks (see picture)

Susun lontong dalam panci kemudian isi air sampai semua terendam.
Arrange the rice cake in the pot, add in water to cover them.


Hidupkan api sedang sampai daun layu (agar tidak pecah) kemudian besarkan api dan biarkan mendidih selama 20-30 menit kemudian api bisa dikecilkan tapi tetap mendidih, lanjutkan merebut 2 - 3 jam. 2 jam sebenarnya sudah bagus tapi 3 jam lebih bagus lagi dan juga lontongnya lebih awet. Tambah air panas jika air mulai berkurang.
Put the pot on medium heat until the leaves change the colour (this is also to avoid the leaves from breaking), then turn the heat up and bring to the boil for 20 -30 minutes, reduce the heat but water still bubbling. Continue cooking for 2 - 3 hours. 2 hours is good but 3 hours is better, the texture will be better and last longer. Add some hot water if necessary to keep the rice cake submerge.

Setelah lontong matang, angkat dan tiriskan, jangan ditumpuk. Biarkan sampai benar-benar dingin sebelum disusun maupun dipotong.
When the rice cake is done, remove from the pot and drain. Leave aside until completely cold before cutting

Sebaiknya lontong dipotong dan dihidangkan keesokan harinya karena telah benar-benar dingin dan padat.
It is better to cut and serve the rice cake the next day, as they are firmer.


Senin, 22 September 2014

Baguette / Roti Batang



Baguette (baca : baget) adalah roti khas Perancis. Umumnya tekstur bagian luar baguette keras sedang bagian dalamnya lembut dan berongga, biasanya umurnya hanya sehari, hari berikutnya sudah keras dan liat. Hasil baguette yang saya buat tidak sama walaupun mirip. Baguette biasanya dimakan begitu saja sebagai teman makan sup, atau bisa dicelup dengan minyak zaitun dan balsamic vinegar, jika dipotong-potong dan diolesi butter dan bawang putih terus di grill (oven) jadilah garlic bread, bisa juga dipakai untuk bruschetta, dan juga bisa dibuat sandwich yang isinya bisa sesuai selera anda. Ukuran yang saya buat ini hampir sama panjang dengan  "Foot Long" nya Subway.


Bahan- bahan / Ingredients

Minyak, untuk mengoles (kalau ada minyak zaitun)
Olive oil, to grease

1 sdm gula 
1 tbsp sugar

1 sachet fermipan ( atau 11 gr )
1 sachet dried yeast or 11 gr 

450 gr tepung terigu protein tinggi (Cakra kembar)
450 gr bread flour

1 sdt garam
1 tsp salt

1 sdm minyak (kalau ada minyak zaitun)
1 tbsp olive oil

Cara membuat / Preparations

Campur air, gula dan yeast dalam wadah, biarkan selama 5 menit atau sampai berbuih
Combine water, sugar and yeast in a bowl, set aside for 5 minutes or until foaming

Sementara itu, sarong tepung dan garam, buat lubang ditengah, masukkan campuran yeast dan minyak. Gunakan sendok kayu aduk dari arah dalam keluar sampai tercampur, kemudian gunakan tangan untuk menguleni sampai berbentuk bola. Permukaan bola masih agak kasar.
Meanwhile, sift flour and salt. Make a well in centre and add yeast mixture and oil. Use a wooden spoon to stir until combine, then use your hands to knead until the dough form a ball. The surface of the dough ball is still rough


Dengan menggunakan kelima jari angkat adonan dan banting-banting sampai 60 kali atau sampai permukaan bola menjadi halus.
With five fingers, grab the dough and slam on worktop for 60 times or until the surface is smooth.

Sisihkan adonan selama 45 menit atau sampai mengembang dua kali lipat
Leave to dough to prove for 45 minutes, or until double the size

Adonan dapat dibagi tiga (atau ukuran yang anda inginkan) dan dibentuk bulat panjang dengan menggunakan kedua tangan menekan sambil menggulung dari arah dalam keluar. 
Divide the dough into 3 (or you can make the size you wish) and roll it with both palm of your hands from the middle outwards to shape a log.

Ukuran ini akan menghasilkan baguette berukurang panjang kira-kira 28 cm dengan diameter 6 - 7 cm setelah mengembang penuh
When the logs rise well  or fully developed they will make approximately 28 cm long and 6-7 cm diameter baguette

Sementara itu panaskan oven 200 C
Mean while preheat the oven 200 C


Alasi loyang dengan kertas roti dan siapkan ganjal (pilih apa yang ada disekitar kita, bisa botol bisa gilingan) agar bentuk baguette tetap bulat atau tidak melebar (ada dijual khusus untuk mendapatkan bentuk baguette yang bagus). Buat  goresan diatasnya dan sisihkan selama 30 menit atau sampai mengembang 2 kali lipat. Angkat ganjal perlahan dan masukkan ke dalam oven, masak selama 20 - 25 menit atau sampai kuning kecoklatan.
Line the tray with parchment paper and prepare some kind of divider (you can use bottle or rolling pin ) to maintain the shape of the baguette. Make some slits on top of the baguette with a knife and set aside for 30 minutes or until doubled in size. Remove the divider carefully and bake for 20 -25 minutes or until light brown.

Langkah di atas boleh diabaikan, hanya saja bentuk baguette agak melebar.
You may skip the step above, but you will have slightly flattened baguette.

Setelah baguette dingin sudah dapat digunakan. 
The baguette is ready.

Catatan / Note

Adonan dapat disimpan dalam kulkas sampai 1 minggu, sebelum digunakan sesuai keinginan. Biarkan diluar sampai sama dengan suhu ruang. Bentuk sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan biarkan sampai mengembang penuh sebelum digunakan
You may keep the dough in the fridge for a week, before you use it. Leave the dough to room temperature and shape with the size of your choice, and leave to prove until double the size.

Sabtu, 20 September 2014

Ayam Lelem ( Chicken with Lelem Leaves)



Masakan daging dengan daun lelem adalah masakan khas Manado atau secara umum Sulawesi Utara.  Bumbunya sangat khas Menado, banyak cabe dan daun-daunan aromatik seperti daun jeruk purut, sereh dan tentu saja kemangi. Daun lelem sendiri tidak banyak dijumpai di luar daerah ini, hanya saja kebetulan teman saya memberi tanaman daun lelem (saya google-google nama latinnya, tidak berhasil) dan saya tanam di halaman belakang, sekarang sudah besar. Tanaman ini sangat mudah dibiakkan, hanya melalui stek batang maupun anakan yang akan bermunculan disekitarnya. 

Jika tidak memungkinkan mendapatkan daun lelem, dapat digantikan dengan daun melinjo muda atau kalau anda tinggal di luar negeri bisa diganti dengan curly kale atau savoy cabbage rasanya gak beda jauh, yang penting adalah bumbunya. 

Masakan ini selain enak untuk masakan sehari-hari juga bagus untuk hidangan arisan maupun pesta supaya ada menu baru yang menarik.

This meat dish is originated from Manado (North Sulawesi). It is very hot and aromatic as typical cuisine from this area. Lelem leaves is not easily available out side Sulawesi, you can substitute with young melinjo leaves or if you live abroad use curly kale or savoy cabbage, they taste very similar, the main thing is the seasoning and the paste.


Bahan  /  Ingredients


1 kg ayam, potong-potong kecil, boleh dengan tulang boleh hanya daging (saya memakai daging paha ayam tanpa tulang, potong dadu besar)
1 kg  chicken, cut to in small pieces, with or without bones (I use boneless chicken thigh, cubed)

2 sdt garam 
2 tsp salt

5 jeruk kasturi atau 1 jeruk nipis ambil airnya
5 calamansy lime or Juice of 1 lime

200 g daun lelem yang muda (dapat diganti daun melinjo) iris kasar dan cuci bersih, tiriskan
200 g lelem leaves(or substitute with tip of melinjo leaves, curly kale or even savoy cabbage ), roughly chopped, rinse and drained


2 buah tomat besar, potong dadu
2 large tomatoes, diced

4 sdm minyak goreng untuk menumis
4 tbsp oil for saut�ing

200 ml atau lebih kaldu ayam
200 ml or more chicken broth

Minyak untuk menumis
Oil for saut�ing 


Bumbu yang dihaluskan  /  the paste


15 butir  bawang merah
15 shallots

5 siung putih
5 cloves garlic

10 buah cabai merah
10 red chilli

10 buah cabai rawit
10 bird�s eye chilli

2 cm  jahe
2 cm fresh ginger

2 batang serai, ambil bagian putih
2 stalk lemon grass, use the white part only

garam secukupnya
salt to taste

Daun bumbu / other leaves ingredients


segenggam daun kemangi, atau secukupnya
a handful of lemon basil, or to taste

2 tangkai daun prei, potong 1 cm
2 baby leeks, cut 1 cm long

8 lembar daun jeruk purut
8 kaffir lime leaves

2 batang sereh, memarkan
2 stalk lemon grass, bruised


Cara Membuat  / Preparation

    Remas-remas ayam dengan air jeruk dan garam. Diamkan 15 menit, untuk melembutkan ayam
    Mix well the chicken, lime juice and salt, set aside for 15 minutes, this is to help to tenderise the chicken

      Tumis bumbu halus dengan minyak panas hingga harum.
      Saute the paste on high heat until fragrant

        Masukkan ayam dan bahan lainnya, aduk sekali, tambah kaldu ayam sedikit-sedikit, lanjutkan sampai daging ayam masak
        Add in the chicken and the rest of ingredients, stir occasionally, add the chicken broth gradually, continue cooking until the chicken and the leaves is done and tender

        Senin, 15 September 2014

        Memasarkan Produk Pariwisata Dengan Memanfaatkan Citra

        Marketing atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan "Pemasaran" adalah aktifitas utama pada sektor Pariwisata. Kedua produk pariwisata baik Tangible dan Intangible, membutuhkan strategi pemasaran yang berbeda bila dibandingkan dengan produk non-pariwisata. Permasalahannya adalah marketer hanya memposisikan diri mereka sebagai seorang pemasar untuk mendapatkan profit sebesar mungkin, entah itu karena tuntutan dari perusahaan atau memang dari dalam diri sang marketer yang tidak mau "usaha" banyak.

        Mendalami ilmu pariwisata dan ilmu komunikasi, membentuk pemikiran saya bahwa aspek komunikasi memiliki peranan yang sangat penting, terutama bagi mereka yang notabene bekerja sebagai Public Relations atau Marketing di perusahaan Pariwisata. Tak hanya di instansi swasta, tetapi instansi pemerintah juga perlu menata kembali sistem pemasaran mereka yang kebanyakan sangat klasik.

        Menjual produk pariwisata tidak hanya sebatas mengharapkan kepuasan konsumen, ada komponen yang jauh lebih penting yakni kesetiaan. "Konsumen yang setia tak akan pernah berkata bohong, konsumen yang setia tak akan pernah berkhianat dan pergi ke pihak lain, konsumen yang setia akan memberi masukan baik itu berupa kritik maupun saran". 

        Berangkat dari kata-kata tersebut diatas, marketers perlu belajar keras untuk mendapatkan kesetiaan dari konsumen maupun calon konsumen. Disinilah pentingnya peranan ilmu Public Relations. Melakukan pendekatan dengan cara-cara halus kepada konsumen, melalui stategi soft marketing dimana calon konsumen tidak akan melihat sosok anda sebagai seseorang yang bekerja di dunia pemasaran, tetapi sahabat. Seiring perkembangannya, public relations kini telah merambah sosial media sebagai lahan gerilya, secara ringkas silahkan baca tulisan saya yang berjudul: Sosial Media dan Pariwisata

        Baca Juga: Komunikasi dan Politik

        Nah, mungkin banyak yang tidak setuju, saya yakin akan banyak yang berkata "Itu pencitraan". Memang, strategi tersebut merupakan salah satu pencitraan positif yang memiliki manfaat baik bagi citra perusahaan dan juga citra sang marketers. Tetapi perlu diketahui bahwa citra adalah "apa yang keluar dari benak seseorang ketika sebuah label didendar atau dibaca, baik itu nama, perusahaan, atau julukan". Sedangkan pencitraan telah mendapat imbuhan pe- dan akhiran -an yang notabene identik dengan membentuk cara pandang publik dan kata pencitraan lebih cocok disematkan pada perusahaan/perseorangan yang dalam keadaan geting alias bernasalah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsep serta tujuan dari pemasaran citra dan pemasaran pencitraan itu sangatlah berbeda.

        Sabtu, 06 September 2014

        Traditional Mooncake / Kue Bulan



        Beberapa tahun belakangan ini,  tiap bulan September sampai awal Oktober, di Medan banyak dijual Mooncake atau kue bulan. Saya mencobanya dirumah teman Tianghoa yang menyajikan beberapa macam mooncake. 

        Umumnya orang hanya membeli saja, jarang yang membuat sendiri. Karena kelihatannya sulit, ternyata setelah google-google ternyata tidak sesulit yang dibayangkan, hanya saja untuk membuat filling (isianya) memang harus membuat sendiri karena tidak tidak tersedia yang sudah jadi.
        Saya meniru resep Traditional Mooncake - nya Christine dengan sedikit perubahan. 

        Ini adalah yang pertama kalinya saya membuat, hasilnya lumayan..., tidak perfect tapi not bad for a beginner. Hanya saja, kalau saya membuat lagi mooncake dengan isi biji lotus, saya akan merubah sedikit cara membuatnya ( saya juga ikut resep Christine's Recipe yang saya modifikasi), dengan merebusnya langsung dengan air mendidih, seperti yang ditulis di blog Kitchen Tigres, karena saya ingin mendapat tekstur yang lebih lunak. Saya membuat dua macam isian, dari kacang hijau kupas (juga dari blog Kitchen Tigres) dan biji lotus atau teratai. Dari homemade filling, saya lebih menyukai kacang hijau, walaupun secara tradisional menggunakan biji teratai.

        Cetakannya saya beli di Pajak Sambas Setelah keliling dibeberapa pasar dan tidak berhasil akhirnya dapat juga di Pajak Sambas. Cetakan ada yang besar dan kecil. Untuk resep yang saya buat ini menggunakan cetakan yang besar.

        The Mid-Autumn Festival is an official harvest festival celebrated by Chinese and Vietnamese peoples.[1][2]The festival is held on the 15th day of the eighth month in the Chinese calendar and Vietnamese calendar, during a full moon, which is in September or early October in the Gregorian calendar, within 15 days to theautumnal equinox.[1]
        The Government of the People's Republic of China listed the festival as an "intangible cultural heritage" in 2006 and a public holiday in 2008.[1] It is also a public holiday in Taiwan. Among the Vietnamese, it is considered the second-most important holiday tradition.
        Mooncake (simplified Chinese??traditional Chinese??pinyinyu� bing) is a Chinese bakery producttraditionally eaten during the Mid-Autumn Festival (Zhongqiujie). The festival is for lunar worship and moon watching, when mooncakes are regarded as an indispensable delicacy. Mooncakes are offered between friends or on family gatherings while celebrating the festival. The Mid-Autumn Festival is one of the four most important Chinese festivals.
        Typical mooncakes are round pastries, measuring about 10 cm in diameter and 3�4 cm thick. This is the Cantonese mooncake, eaten in Southern China in GuangdongHong Kong, and Macau. A rich thick filling usually made from red bean or lotus seed paste is surrounded by a thin (2�3 mm) crust and may contain yolks from salted duck eggs. Mooncakes are usually eaten in small wedges accompanied by Chinese tea. Today, it is customary for businessmen and families to present them to their clients or relatives as presents,[1]helping to fuel a demand for high-end mooncake styles. The energy content of a mooncake is approximately 1,000 calories or 4,200 kilojoules (for a cake measuring 10 cm (3.9 in)), but energy content varies with filling and size. (compiled from Wikipedia)

        Chinese people around the world are gearing up to celebrate harvest and family as part of the Mid-Autumn Festival on Sept. 8.
        It does not have a set date on the Gregorian calendar, but it always corresponds with a full moon, explains Chinese site Xinhua.
        The second most important festival to Chinese people after the New Year, it is a time in which families meet, have dinner, gaze at the full moon and eat a food known asmoon cake, according to China Highlights.
        It became a three-day festival under Han emperor Wu Di (156 to 87 B.C.), reports the Society for Anglo-Chinese Understanding.
        The history of the Mid-Autumn Festival stretches back over 3,000 years to the Shang Dynasty (1600 to 1046 B.C.), when emperors worshipped the moon in the fall because they thought it would lead to a bountiful harvest.
        Moon worship took the form of sacrifices to the lunar goddess in the succeeding Western Zhou Dynasty (1045 to 770 B.C.) and the practice has continued since then.
        Sacrificial items have included moon cakes, plums, grapes, apples and watermelons.
        But moon cake isn't just sacrificed; families eat it too. It's a food filled with ingredients such as egg yolk, nuts, lotus seed paste and various kinds of bean paste.
        The tradition of consuming moon cake has been traced back to a revolutionary named Chu Yuan-chang, who lived during the Yuan Dynasty (1279 to 1368 B.C.), according to Taipei Times.
        At that time, Chu was trying to lead the Han people in an uprising against the Mongols. He and a co-conspirator, Liu po-wen, told people that a plague was upon them and eating moon cakes was the only way to stop a disaster. The cakes actually held a message which told the Han people that a revolution would take place on the 15th day of the eighth lunar month.
        Today, cakes are packaged in beautiful boxes (which sometimes cost more than the food itself), served with tea and shared by families as part of the festival, China Highlights explains. (Compiled from Huffington Post )

        Ingredients: 

        Untuk kulit / for the skin

        100 gr plain flour
        100 gr tepung terigu (saya pakai segitiga biru)

        60 gr golden syrup, home made or store-bought (In Medan it is available in Mr.Ben)
        60 gr golden syrup, home made atau beli (di Medan bisa dibeli di Mr. Ben)

        � tsp alkaline water (aka lye water), 
        1/2 sdt air abu, dapat dibeli dipasar

        30 gr vegetable oil
        30 gr minyak

        Untuk isi / Fillings

        4 kuning telur asin
        4 salted duck egg yolks

        Isi dapat digunakan  kacang hijau atau atau biji lotus
        For the filling use split mungbean puree or lotus seeds pure

        Membuat isi dari kacang hijau dapat dilihat dalam post Kue Ku 
        To make the mungbean filling please refer to my early post Ang Ku Kueh

        Membuat isi dari biji lotus
        To make the lotus seeds filling


        Ingredients: 

        200 gr lotus seeds
        200 gr biji lotus

        200 gr sugar
        200 gr gula

        100 ml vegetable oil
        100 ml minyak

        a pinch of salt
        sedikit garam

        Cara membuat / Method:

        Rinse the lotus seeds and soak for at least 4 hours, or overnight. After the seeds swell, split and remove the germs/cores inside the seeds if any, as they taste bitter.

        Cuci biji lotus dan rendam sekurangnya 4 jam, atau satu malam. Setelah biji mengembang,  buang tunas didalamnya jika ada, karena rasanya pahit.

        Boil the lotus seeds to 15 minutes and then simmer until tender, add hot water if necessary until the seeds are tender (or use pressure cooker)
        Didihkan biji lotus selama 15 menit, lanjutkan memasak dengan api kecil sampai biji lotus lunak, tambahkan air panas jika perlu sampai biji benar2 lunak (atau dapat digunakan pressure cooker)

        Drain the water and transfer into a food processor and grind into a smooth paste. Put some water if necessary. Pass through a fine sieve if you want the finest texture.
        Tiriskan biji lotus dan masukkan ke dalam blender sampai halus, tambahkan air jika diperlukan. Jika menyukai hasil yang lebih halus, bisa digunakan saringan. 


        Use a frying pan, combine the lotus puree and sugar. Cook over medium heat, until the sugar dissolves completely. Add the oil gradually, keep stirring until the oil is incorporated and the lotus puree is thickened. 
        Masak gula dan biji lotus halus dengan api sedang sampai gula benar-benar larut. Tambahkan minyak sedikit demi sedikit sambil terus diaduk sampai menjadi adonan kalis.

        Remove from the heat. Set aside and let cool completely. It�s ready to use. 
        Matikan api, sisikan dan biarkan benar-benar dingin. Sudah dapat digunakan.

        Untuk olesan / the egg wash

        1 telur
        1 egg

        1/2 sdm susu
        1/2 tbsp milk

        Method: 

        Aduk rata, golden syrup, air abu dan minyak dalam mangkok
        Mix the golden syrup, alkaline water and oil well in small bowl.

        Saring campuran tepung, dalam wadah. Gunakan spatula atau sendok kayu untuk mencampur, setelah menyatu uleni sebentar menjadi adonan. Tutupi dan sisihkan selama 40 menit.
        Sift  the flour mix flour on a large bowl. Use a spatula to combine all ingredients. Knead into a dough. Cover and set aside to rest for 40 minutes.

        Pisahkan kuning telur asin, cuci perlahan-lahan dengan air kemudian lap sampai kering dengan tissue.
        Separate the salted egg yolk from the white, wash gently with water and wipe dry  with kitchen paper. 


        Panaskan oven 180 C
        Preheat oven to 180 C. 

        Siapkan olesan : kocok  telur dan susu sampai tercampur, sisihkan
        Prepare the egg wash: whisk the egg with the milk, set aside

        Ambil 80 gr isi (kacang hijau atau biji lotus), bentuk seperti bola, pipihkan dan letakkan kuning telur ditengahnya dan bungkus, hingga menjadi seperti bola. Tekan-tekan sedikit supaya padat. 
        Take 80 gr of filling and shape into a ball, flatten a little bit, put the egg yolk in the middle and wrap it around to shape a ball. Gently press it to avoid any air pocket.

        Ambil 50 gr adonan kulit dan bentuk seperti bola. Letakkan diantara dua lembar plastik atau bisa gunakan cling film dan kemudian giling dengan ketebalan 2 -3 mm kira-kira 12 cm diameternya atau cukup besar untuk membungkus isi.
        Take  50 gr of skin dough and shape into a ball. Put the dough ball between two plastic sheets or you can use cling film and then roll to a disc 2-3 mm thick, around 12 cm diameter or just  big enough to wrap around the filling

        Sekarang bungkus isi dengan kulit, sedikit ditekan agar tidak ada gelembung udara.
        Now wrap the filling ball with the dough disc, gently press it to avoid any air pocket

        Letakkan moon cake kedalam cetakan dan langsung letakkan di atas loyang yang  telah dialasi kertas roti, Sedikit tekan tapi agak kuat pegangan cetakan, kira-kira cukup untuk mendapat bentuk gambarnya.
        Place the moon cake into the mould and put it straight into a lined baking tray, lightly press (but firm) the mould spring, enough pressure to make the pattern. 
        Ulangi proses ini sampai adonan habis.
        Repeat this step to finish the remaining dough

        Olesi moon cake dengan telur.
        Brush the moon cakes with the egg wash

        Panggang dalam oven yang telah dipanaskan, kira-kira 15 menit. Olesi sekali lagi mooncake dengan telur kira-kira 5 menit sebelum dikeluarkan dari oven (masak). Lanjutkan memanggang sampai kulit tampak kecoklatan dan mengkilat. Keluarkan dari oven dan dinginkan.
        Bake in the preheated oven for about 15 minutes. Brush the moon cakes once again with egg wash, at about 5 minutes before removing from the oven. Continue to bake until the pastry turns golden brown. Remove from oven and let cool.

        Simpan dalam tempat yang kedap udara. Kulit akan menjadi lembut dan makin mengkilat setelah dua atau tiga hari.
        Store in an air-tight container. The pastry will become soft and shiny the next day or two days