Senin, 23 September 2013

Palung Terdalam Danau Toba, Silalahi



"dak kekelengenku tanoh Dairi, nggabur ngo tanohna mbellang i si, laena pemalum mahan peridin i, njolmit-njolmit i gembar kuta i" 

Sebait lirik berjudul "Dak Kekelengku" diatas merupakan salah satu lagu dari daerah yang terkenal dengan kenikmatan kopinya begitu terkenal hingga bergaung ke mancanegara. Berdiri sejak 1 Oktober 1947  dan masuk kedalam wilayah administratif provinsi Sumatera Utara, inilah kabupaten Dairi dengan ibukota Sidikalang.

Secara harfiah, lagu tersebut memiliki arti: "tanah Dairi yang begitu kucinta, tanahnya luas dan subur, airnya segar untuk mandi, dekat sekali dengan perkampungan" Sejenak perhatikanlah lirik lagu karangan Ebiet G Ade, "tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman". Keduanya memiliki kesamaan makna dan tujuan yakni memberi peneguhan bahwa Indonesia adalah negara penuh berkah dengan kekayaan sumber daya alam begitu memukau sehingga menarik minat orang asing untuk dberkunjung.
Kabupaten Dairi adalah daerah yang memiliki sumber daya alam berupa flora dan fauna. Letak geografis dan demografis menjadi faktor utama sehingga daerah ini layak disebut hutannya Sumatera Utara. Hal tersebut seolah menjadi medan magnet bagi pengunjung untuk melakukan perjalanan ke kabupaten Dairi. Selain danau Sicike-cikeh yang terkenal karena menjadi kawasan kantung semar terkaya di Indonesia, taukah anda? satu lagi tempat eksotis yang unik dengan pesona memukau di daerah ini yang biasa diberi jargon oleh masyarakat dengan istilah Ujung Danau Toba. Silalahi, disinilah ujung yang dimaksud. Desa ini merupakan salah satu dari dua desa di kabupaten Dairi yang masuk kedalam kawasan danau toba selain desa Paropo.
Apabila dibandingkan dengan Parapat dan Samosir, Silalahi memiliki keunikan tersendiri. Air danau toba di kawasan ini sangat jernih, pasir putih disepanjang sisi pantai begitu memanjakan mata. Selain itu baris pegunungan memanjang dengan latar hijau memancarkan pesona, ditambah beberapa air terjun alami yang seolah beradu cepat antara satu dan lainnya untuk menyatu dengan danau toba. Kesemuanya itu menambah semarak keindahan tiada tara. Kedalaman Danau Toba di desa Silalahi mencapai 905 km dari permukaan air, fakta ini menempatkan Danau Toba sebagai palung terdalam yang ada di dunia.
Secara umum, rumah dan tempat bercocok tanam penduduk berada diatas bebatuan. Beberapa rumah panggung masih berdiri kokoh meskipun sudah berumur cukup tua. Komoditas pertanian utama desa Silalahi adalah bawang yang dijual hingga ke luar Sumatera Utara. Letaknya yang berada disekitar danau toba menyebabkan mayoritas penduduk berprofesi sebagai nelayan. Disepanjang pantai silalahi anda akan melihat banyaknya perahu tradisional yang hilir mudik mencari ikan jahir, nila, dan pora-pora. Nah bagi yang ingin merasakan relaksasi, cukup tenggelamkan kaki anda didasar pantai dan ikan-ikan kecil seukuran jari telunjuk akan mengitari dan seolah berusaha menggelitik dan menggoda anda. Bila ingin menikmati deburan ombak danau Toba setinggi 60-70 meter, datanglah pada bulan Juni-juli setiap tahunnya.

Salah satu objek wisata sejarah yang wajib dikunjungi adalah Tugu Silalahi, salah  Peletakkan batu pertamanya tepat pada tanggal 12 April 1969 yang kemudian diresmikan pada tanggal 23-27 November 1981. Pada dinding tuhu terdapat banyak ukiran yang menceritakan pola kebudayaan masyarakat setempat mulai dari sistem mata pencaharian, kekerabatan, dan adat-istiadat yang tentunya akan memperkaya khasanah sisi lain dari desa Silalahi. Disebelah bangunan tugu terdapat sebuah Jabu Bolon, yang mana merupakan rumah tradisional suku batak.

0 komentar:

Posting Komentar