Selasa, 13 Mei 2014

Hubungan Pariwisata Dan Budaya

Pariwisata sebagai industri kreatif perlu menstimuli wisatawan melalui kebudayaan dan kearifan lokal. Hal ini mengacu pada minat dari wisatawan itu sendiri terlebih mereka yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara). 

Hubungan pariwisata dan budaya tak bisa dipisahkan begitu saja, ada beberapa hal yang menjadi poin penting mengapa hal tersebut bisa terjadi:



1. Identitas
Kebudayaan mengandung cipta, rasa dan karsa yang sesungguhnya menjadi nilai khusus, memberikan efek daya tarik bagi setiap pengunjung. Rata - rata pengunjung mancanegara tertarik berkunjung ke suatu daerah karena mereka menganggap budaya di tempat yang akan mereka kunjungi berbeda dengan budaya yang mereka miliki. Kebudayaan sebagai identitas dimana melalui kebudayaan seseorang dapat dikenal lewat instrument yang ia tunjukkan seperti gaya hidup, bahasa, perilaku, adat-istiadat, dll. Misalnya kebiasaan wanita etnis karo yang kerap terlihat menyelipkan sugi berbentuk bulat besar dibibir mereka

2. Ciri Khas
Seseorang akan menganggap suatu budaya itu unik bila budaya yang ia miliki berbeda , tak diketahui, dan tak sama dengan budaya yang ia miliki. Melekatnya ciri khas terhadap suatu suku bangsa/etnis tertentu akan menjadi value added yang menjadi bahan pertimbangan bagi seseorang untuk berkunjung ke suatu daerah. Sebagai contoh: Upacara Mangokkal Holi pada sebagian besar masyarakat batak.

3. Norma
Norma, aturan tak tertulis namun mengikat pada suatu kelompok masyarakat tertentu. Aturan dalam kebudayaan suatu daerah tak jarang membuat wisatawan tertarik untuk berkunjung. Sebagai contoh suku Nias di Sumatera Utara yang terkenal dengan upacara Hombo Batu (Lompat Batu). Ritual ini diadakan sebagai patokan bagi pria Nias untuk menentukan apakah ia dianggap sudah dewasa atau tidak.

Acapkali kita menganggap budaya yang kita miliki tidak lebih baik dari budaya orang asing. Munculnya rasa malu akan budaya tradisional sendiri merupakan momok yang sangat menakutkan. Sikap penolakan tersebut berbentur pada eksistensi budaya itu sendiri. 

0 komentar:

Posting Komentar